Microsoft, Sony, Dan Nintendo Patut Cemaskan Google Stadia - Calon Teknisi | Free Download BIOS

Calon Teknisi | Free Download BIOS

Free download BIOS, Schematic, Boardview & Kursus Teknisi Laptop Online Interaktif.

Microsoft, Sony, Dan Nintendo Patut Cemaskan Google Stadia

Share This
Phil Harrison dari Google membahas Google Stadia. (Foto: REUTERS/Stephen Lam)Phil Harrison dari Google membahas Google Stadia. (Foto: REUTERS/Stephen Lam)

Jakarta - Setelah usang menjadi materi percakapan Google akhirnya merambah dunia baru, yaitu game. Namun mereka bukan meluncurkan konsol game, melainkan sebuah layanan gaming berjulukan Stadia.

Pada dasarnya Stadia yakni sebuah layanan cloud gaming, di mana penggunanya dapat bermain game di mana saja, di perangkat apa saja, dan kapan saja, tentu dengan catatan mereka memiliki koneksi internet yang memadai.




Hal ini dapat menciptakan Microsoft, Sony, dan mungkin Nintendo -- pemain besar di dunia game -- cemas atau paling tidak waspada. Itu sebab di atas kertas Stadia sangat gampang untuk digunakan. Jika nanti Stadia sukses tumbuh dan menarik banyak developer game, boleh jadi akan banyak pengguna konsol yang mungkin bakal tertarik untuk pindah memakai Stadia.

"Dengan Google, semua game milik anda akan eksklusif dapat diakses oleh 2 miliar orang di browser Chrome, Chromebook, Chromecast, dan Pixel. Kami juga punya rencana untuk mendukung lebih banyak browser dan platform ke depannya," ujar CEO Google Sundar Pichai di pembukaan Game Developer Conference (GDC) 2019.




Tampaknya antarmuka utama Stadia yakni Chrome, baik di laptop ataupun desktop. Menurut Google, kontroler yang sudah ada ketika ini bakal dapat digunakan untuk memainkan game yang ada di Stadia, menyerupai kontroler PS4, Xbox One, atau bahkan Nintendo Switch, meski Google juga meluncurkan kontrolernya sendiri.

Lalu ada juga Chromecast yang dapat disulap menjadi "konsol" Stadia. Memang, hanya Chromecast generasi terbaru yang mendukung Bluetooth -- untuk terkoneksi dengan kontroler -- namun mengingat kontroler Stadia keluaran Google juga mendukung koneksi WiFi, secara teoritis Chromecast model usang pun tetap dapat dipakai.




Sementara untuk platform mobile, Stadia gres akan tersedia untuk sejumlah ponsel dan tablet Pixel pada awalnya. Namun seharusnya Google akan membuka kanal ke Stadia lewat perangkat Android lainnya.

Uniknya, Google tak menyebut nama Apple dalam peluncurannya. Wajar memang, sebab Apple tak membolehkan developer pihak ketiga menjual konten digital di aplikasinya tanpa melalui App Store, yang mungkin akan menjadi kendala bagi Google, demikian dikutip detikINET dari Techcrunch, Rabu (20/3/2019).

Stadia sendiri ketika ini belum tersedia sebab gres diluncurkan suatu waktu pada 2019 -- dugaannya yakni di ekspresi dominan panas. Namun, yang terang Google sudah menjejakkan kakinya di industri baru, yang tentunya akan membuka model bisnis dan distribusi baru, baik untuk mereka maupun untuk developer game dengan Stadia. Masih dini, tetapi ketika ini Microsoft, Sony, dan Nintendo cukup patut mencemaskan kehadiran Google Stadia.


No comments:

Post a Comment