Kisah Anak Bangsa Tentangan Dengan Intel, Pintunya Pun Digedor - Calon Teknisi | Free Download BIOS

Calon Teknisi | Free Download BIOS

Free download BIOS, Schematic, Boardview & Kursus Teknisi Laptop Online Interaktif.

Kisah Anak Bangsa Tentangan Dengan Intel, Pintunya Pun Digedor

Share This
Rick Bleszynski, dulu pernah tentangan dengan Intel hingga pintunya digedor raja mikroprosesor itu (Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET)Rick Bleszynski, dulu pernah tentangan dengan Intel hingga pintunya digedor raja mikroprosesor itu (Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET)

Jakarta - Perusahaan teknologi sekelas Intel pernah dibentuk kalang kabut oleh penemuan dari seorang anak bangsa -- hingga harus gedor-gedor pintunya. Siapa dia?

Jika bicara soal produsen prosesor untuk komputer dan laptop, mungkin nama Intel akan eksklusif terbayang di pikiran. Tak mengherankan karena mereka memang pemain besar untuk urusan tersebut.

Walau begitu, bukan berarti mereka selalu terdepan untuk urusan chip. Pada 1990an lalu, perusahaan yang berkantor sentra di Santa Clara, California, Amerika Serikat tersebut sempat dibentuk kalang kabut oleh ulah seorang anak bangsa yang mencuri perhatian banyak korporasi teknologi berskala global.

Ia ialah Rick Bleszynski. Semua bermula ketika dirinya pindah ke Silicon Valley pada 1978, ketika dirinya masih berada di dingklik SMA. Begitu hingga di negeri Paman Sam, ia eksklusif kepincut dengan dunia komputer.




Ia menentukan bidang pengembangan teknologi mikroprosesor dan infrastruktur internet untuk ditekuninya ketika kuliah S1 dan S2. Keputusannya tersebut ternyata membawanya ke jalur yang benar.

Pasca menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi tinggi, ia pun bekerja di salah satu produsen chip. Saat itu, Intel yang sudah besar membuatnya berpikir keras untuk menemukan cara semoga bisa bersaing dengan mereka.

"Kompetisi dengan Intel itu sulit. Sampai kini pun, perusahaan-perusahaan yang berkompetisi dengan Intel itu menemui kesulitan. Intel ialah rajanya mikroprosesor," ungkapnya ketika ditemui di Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Akhirnya, pada tahun 1990, ia menyadari potensi internet yang ketika itu masih berada di tahap awal. Dua tahun berselang, ia berhasil membuat prosesor untuk internet, yang kecepatannya menyentuh 155 Mbps, untuk Wide Area Network. Saat itu, dengan infrastruktur yang ada, kecepatan perangkat yang mendukung internet hanya berada di angka 64 Kbps.

Rick pun mengklaim produknya itu mempunyai market share hampir 100% secara global. Cisco, Alcatel, Nokia, Ericsson, hingga Fujitsu ialah nama-nama yang memakai chip buatannya itu.

Melihat hal tersebut, pada 1995, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri yang berjulukan Softcom Microsystems. Dua tahun berselang, ia berhasil membuat prosesor untuk internet dengan kecepatan 1,2 Gbps. Dan sekali lagi, chip tersebut sangat laris di pasaran.

"Tahun 1999, rajanya mikroprosesor Intel gedor-gedor pintu saya dan bilang ingin beli perusahaan ini alasannya ialah mereka juga ingin bisa supply ke perusahaan-perusahaan yang membuat switch encounter ibarat Cisco," katanya menceritakan pengalamannya itu.

Rick pun mendapatkan ajuan tersebut, namun ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan mendirikan korporasi lainnya. Pada 2000, di bawah panji Bay Microsystems, ia membuat chip untuk internet dengan kecepatan 10 Gbps, meninggalkan Intel dengan prosesor buatannya terdahulu.

Sayangnya, pada kisaran 2002 dan 2003, Silicon Valley tengah mengalami insiden dotcom crash sehingga ribuan perusahaan tutup. Nama-nama yang biasa membeli chipnya pun memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama.

Untungnya, masih ada pemerintah Amerika Serikat yang menjadi penyelamatnya. Perusahannya pun diminta untuk menyebarkan router dan switch encounter untuk mereka.

Selang dua hingga tiga tahun kemudian, ia diminta untuk membuat prosesor internet dengan kecepatan 40 Gbps, yang disanggupi olehnya. Kini, ia menyebut perusahannya sudah bisa membuat chip dengan kecepatan 100 Gbps.




Sampai ketika ini, Rick sudah mempunyai delapan paten yang terdaftar di Amerika Serikat terkait dengan prosesor dan jaringan broadband. Sekarang, ia tengah memulai lembaran gres bersama Splend, perusahaan penyedia infrastruktur blockchain yang didirikannya pada 2016.


No comments:

Post a Comment